1 Habib Muhammad bin Salim (ayah) 2. Habib Muhammad bin Alwi bin Shahab. 3. Habib Ahmad bin Ali bin Syekh Abu Bakar. 4. Habib Muhammad bin Abdullah al Haddar (di kota Baidho - Yaman) 5. Habib Ibrahim bin Agil bin Yahya (di Kota Taiz - Yaman) 6. Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf. 7. Habib Abdullah bin Syeikh Al-Aydarus. 8. Karomah-Karomah Syekh Abu Bakar bin Salim RA 1. Binatang ternak yang hilangSeorang Lelaki Badui yang kehilangan binatang ternaknya dan ia telah mencari kesana kemari, namun tidak ia ketemukan juga. Kemudian ia teringat akan perkataan salah seorang pembantu dari Syekh Abu bakar bin Salim Ra, bahwa Syekh Abu Bakar bin Salim dapat mengetahui dimanakah binatang ternaknya, ia pun menemui syekh dan memberitahukan perkataan pembantu beliau itu sebagai alasan yang menyebabkan dirinya datang dan bertanya kepada Syekh Abu Bakar bin salim Ra. Lalu Syekh memanggil pembantunya dan beliau menanyakan apakah benar perkataan si Badui tadi dan apa sebabnya ?. pembantu beliau menjawab “Sesungguhnya aku pernah mendengar anda berkata bahwa dunia ini dalam pandangan mata anda bagaikan sebuah piring belaka.”Syekh Abu Bakar bin Salim kemudian menegur pembantunya tersebut dan melarang jangan berbicara seperti itu lagi, karena beliau tidak ingin dianggap sombong. Namun beliau tetap menolong si Badui tersebut dengan memberitahukan dimana binatang ternaknya. Lalu si Badui tersebut pergi ke tempat yang ditunjuk oleh Syekh dan menemukan binatang tersebut persis seperti yang diberitahukan beliau. 2. Ramalan Syekh Abu Bakar bin Salim Abu Bakar bin Salim pernah memberikan khabar kepada Umar bin Abdullah Ja’far Al-Katsiry, sewaktu Umar bin Abdullah berada di dalam penjara. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mengabarkan bahwa Umar bin Abdullah akan segera keluar dari penjara dan akan menjadi penguasa di Hadrhamaut. Tak lama kemudian Umar bin Abdullah keluar dari penjara dan menjadi penguasa Hadrhamaut. 3. Isyarat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan dari Syekh Sholeh As-Salik Ahmad bin Ali Bajabir Rahimahullah, beliau berkata “ Tatkala sudah termasyhurnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, aku merindukan untuk berziarah kepada beliau, dan aku menginginkan mendapatkan isyarah lebih dahulu sebelum aku berziarah. Dan dikala tengah malam tiba, ada cahaya yang memancar dari atas atap rumahku, lalu cahaya tersebut memenuhi seluruh rumahku, kemudian tiba-tiba hadirlah Syekh Abu Bakar bin salim Ra turun dan kemudian duduk disampingku, berbicara kepada diriku dan beliau memberikan isyarat kepadaku, maka setelah itu akupun berziarah kepada beliau.” 4. Kesembuhan dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Ada seorang Sholihin yang bercerita “ Sekali waktu aku sakit keras, dan pada saat menjelang malam aku merasakan kepayahan, lalu aku bertawassul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Tak lama kemudian aku tertidur dan bermimpi jumpa beliau, ku lihat diri beliau di atas kendaraan, kedua kakinya sampai tujuh lapis bumi dan kepalanya menembus sampai ke langit dan beliau mengucapkan dua bait syair“Kaum yang sudah sampai di Hadhirah Tuhan mereka dan telah nyataBagi mereka keindahan akan hal tersebut dengan senyata-nyatanya “Dan tatkala mereka dipanggil olehnya kepada jalan kesuksesan,Mereka pun menyahuti dengan penuh keta’atan “Kami menyahutiPanggilanmu wahai yang memanggil kami dengan segala keindahan amal dan ganjaran ”Di dalam mimpiku, beliau mengisyaratkan bahwa aku berhasil mendapatkan kesembuhan dan kesehatan dari sakitku, dan ketika aku bangun di pagi harinya, ternyata aku telah sehat dan penyakitku telah hilang dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin dari Syekh Al Wali Abiyd bin Abdul Malik bin Nafi As- Syibamy“Sekali waktu aku ditimpa suatu penyakit sedangkan aku berada di negeriku, di Syibam, maka aku lalu bertawassul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu beliau tiba-tiba hadir dan masuk ke rumahku lalu memdo’akan diriku, kemudian aku pun sehat dengan keberkahan beliau.” 5. Mangkuk kopi yang dikirim Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan bahwa ada rombongan yang berziarah kepada beliau yang berasal dari Syam, dan salah satu dari mereka bercerita “Tatkala aku sedang duduk bersama Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, terlintas dalam benakku, aku ingin minta do’a beliau, agar istriku yang berada di Syam tidak marah kepadaku dan ridho atas diriku, karena aku telah lama meninggalkan dirinya karena lamanya tiba-tiba Syekh Abu Bakar bin Salim berbicara dan memberitahukan kepadaku, padahal aku belum sempat berkata sepatah katapun, beliau berkata ; “keluargamu akan ridho atas dirimu ketika engkau pulang. Sekiranya aku mau, sungguh aku akan hadirkan keluargamu pada saat ini juga di majlis ini, tetapi cukup sudah kuberikan kopi didalam mangkuk ini kepada mereka.” Pada saat itu ku lihat di tangan beliau ada mangkuk yang berisi kopi, kemudian ketika aku pulang ke negeriku dan bertemu keluargaku, akupun terheran-heran karena ternyata mereka semuanya merasa senang dengan kepulanganku dan mereka tidak marah sama sekali kepadaku; persis seperti yang dikatakan oleh Syech Abu Bakar bin Salim. Lalu karena penasaran dan masih merasa takjub, akupun bertanya kepada mereka adakah orang yang telah datang kepada mereka? Dengan memakai pakaian seperti yang dipakai Syekh Abu Bakar bin Salim Ra saat itu, serta berciri-ciri seperti beliau, juga dengan membawa mangkuk yang berisi kopi, pada hari yang dikatakan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra? Mereka pun berkata “Benar ada seorang Syekh yang telah datang kepada kami dengan membawa semangkuk kopi dan kamipun meminumnya”. 6. Kasyafnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan bahwa ada serombongan jama’ah yang datang kepada beliau untuk berrziarah kepada beliau. Tatkala ditengah jalan mereka berbincang satu sama lain “sungguh kita ingin mengetahui kasyafnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, kita minta saja didalam hati masing-masing, sekarang, agar dijamu beliau dengan makanan laut dan kurma”Padahal saat itu bukanlah musimnya, kemudian setelah melalui perjalanan panjang, merekapun bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin Salim, dan dikala waktu sarapah tiba. Syekh Abu Bakar bin Salim berkata kepada pembantunya “pergilah engkau dengan rombongan ke rumah si Fulan, sesungguhnya di rumahnya ada makanan untuk sarapan mereka”Kemudian si pembantu tersebut pergi mengantarkan rombongan tadi menuju kerumah yang dimaksud, setibanya mereka disana, kagetlah mereka karena semuaMakanan yang mereka minta dalam hati sewaktu dalam perjalanan tadi sudah terhidang lengkap. Setelah mereka selesai makan dan telah pulang, sang empunya rumah datang dan ia tidak mendapati apapun dirumahnya ataupun juga bekas makanan tersebut. 7. Penderita Lepra yang sembuh dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim. Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki di Maroko yang ditimpa lepra disekujur tubuhnya, dan ia mempunyai saudara laki-laki yang sudah berikhtiar kesana-kemari, namun tiada hasil dan mereka berdua adalah orang-orang kaya. Saudaranya sudah memanggil seluruh tabib yang terkenal di masa itu dan sudah meminta do’a kepada para wali yang termasyhur di masa itu. Tetapi penyakit saudaranya tidak kunjung sembuh. Sampai akhirnya ada seorang ahli batin yang berkata kepada mereka “Cobalah kalian meminta keberkahan dari Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di kota I’nat, Yaman agar saudaramu mendapat kesembuhan.”Kemudian saudaranya ini bermusafir pada saat itu juga ke kota I’nat. ketika telah sampai, iapun berziarah dan berjumpa dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Sebelum sempat ia berbicara; Syekh Abu Bakar bin Salim telah berkata lebih dulu, dengan jalan kasyaf, beliau berkata “Aku telah terima ziarahmu dan keinginan dirimu untuk menyembuhkan saudaramu yang sedang sakit di Maroko. Nanti pada waktu hari Jum’at, pada waktu khotib berdiri di mimbar, masuklah engkau ke masjid kami, lalu pergilah ke telaga yang ada di masjid kami, basahilah sekujur badanmu dengan air telaga tersebut, apabila tubuhmu telah kering dari air, ulangi lagi sebanyak 3x berturut – turut”.Lelaki tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Kemudian pada waktu yang telah ditentukan yaitu hari jum’at, iapun masuk ke telaga, lalu berendam kedalamnya berturut-turut selama 3x. kemudian setelah itu, ia sholat Jum’at, pada waktu ia menunaikan sholat Jum’at ada seorang laki-laki disebelahnya berkata kepada dirinya bahwa ibundanya pada saat itu telah wafat di Maroko. Setelah ia menunaikan ziarah dan telah selesai seluruh maksud tujuannya, ia kemudian pamit kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan segera pulang ke negerinya, telah sampai dirumahnya, ia menemui saudaranya yang sakit, ternyata saudaranya tersebut pada saat itu telah sembuh, dan badannya telah bersih dari penyakit kusta. Lalu ia pun bertanya kepada saudaranya, bagaimana sampai dirinya bisa sembuh, kemudian saudaranya bercerita “Pada hari jum’at pada saat bersamaan saudaranya bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di I’nat dan menunaikan perintah beliau datang kepadaku seorang lelaki yang sifatnya seperti Syekh Abu Bakar bin Salim Ra membasahi diriku, sampai 3x berturut-turut, setelah itu akupun langsung sembuh, dan laki-laki tersebut hilang dari hadapanku”.Dan memang benar ibunda mereka telah wafat pada saat itu, tetapi ternyata dengan madad keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, saudaranya yang sakit lepra tersebut mendapatkan kesembuhan. 8. Jari tangan Syekh Abu Bakar bin Salim ra bersinar. Diriwayatkan bahwasanya istri beliau pada suatu malam meminta lampu kepada beliau, maka beliau mengeluarkan jari-jari beliau dan pada saat itu jari-jari tangan beliau bersinar seperti lampu. 9. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra Wali Shohibul waqt. Diriwayatkan dari sebagian kaum Sadah Ba’alawi, ia bercerita “Satu ketika aku bermimpi seolah-olah aku bermaksud pergi haji ke Makkah Musyarofah. Tatkala aku memasuki Masjidil Haram, aku tidak mendapati Baitullah sebagaimana mestinya berada di tempatnya. Akupun lalu merasa bingung. Pada saat itu aku melihat ada seorang laki-laki dari pada Bani Alawi, akupun lalu bertanya kepadanya “Dimanakah Ka’bah ?.Ia menjawab ”Jalanlah bersamaku, aku akan menunjukkan kepada engkau Ka’bah”.Maka aku pun berjalan disisinya. Sampai akhirnya kami masuk ke kota Inat. Di sana aku melihat satu kubah yang sangat besar di sisi rumah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, dan aku mendengar suara beliau didalamnya. Laki-laki tersebut berkata kepadaku “Inilah rumah yang diagungkan”, dan kulihat Baitullah ada di sisi rumah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra”.Kemudian akupun bangun dari tidurku pada saat itu juga. Lalu setelah aku memikirkan mimpiku tersebut dan mengenai hal Syekh Abu Bakar bin Salim Ra yang kulihat dalam mimpiku, maka tahulah aku bahwasanya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra adalah Wali Shohibul waqt.” 10. Rombongan Musafir yang diselamatkan Allah swt dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim oleh Faqih Muhammad bin Sirojuddin Jamal Rohimahullah, beliau bercerita “Sesungguhnya aku bermusafir ke negeri India pada bulan Asyura tahun 973 H dengan naik kapal, sampai akhirnya pada satu tempat yang dikenal dengan nama Khuril Gari. Pada saat kapal kami mengalami kerusakan, keadaan saat itu sangatlah gelap dan hujan turun dengan lebatnya. Para penumpangnya merasa kebingungan dan ketakutan sehingga mereka menangisi keadaan mereka. Aku sendiri berdo’a kepada Allah swt dan bertawassul dengan para waliyullah, lalu aku beristighotsah dan hatiku bertawajuh kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Setelah aku bertawasul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, aku mendengar suara beliau seolah-olah dekat denganku. Kemudian aku bangun dan memberitahukan kepada para penumpang yang lain bahwasanya telah ada isyarah dan bisyarah dalam keadaan yang sangat sulit saat itu. Dan ternyata kamipun selamat oleh bantuan Allah swt dengan kemuliaan Syekh AbuBakar bin Salim ra. 11. Panjang umur dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Dari Faqih Muhammad juga diriwayatkan, beliau bercerita “Sekali waktu diriku mengalami sakit yang sangat parah. Hal ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 988 H, pada saat itu keadaanku sangat payah, sehingga tak ubahnya sedang mendekati ajal dan dalam keadaan sakratul maut. Pada saat itu seolah-olah hadir sosok ghaib yang bisa kudengar dan dapat kulihat, kemudian tiba-tiba aku mendapati surat dari Syekh Abu Bakar bin salim Ra. Pada surat tersebut, ketika kubaca tertulis sebagai berikut “Sesungguhnya kami mengetahui akan keadaanmu, engkau sedang sakit sedemikian rupa. Tidak usahlah engkau cemaskan penyakitmu, insya Allah engkau akan sehat dan terlepas dari pada maut dan kembali kepada kami. Karena kehidupannmu dibutuhkan untuk kemaslahatan zhohir maupun batin bagi kaum muslimin. Dan janganlah sekali-kali engkau merasa cemas didalam hatimu terhadap penyakitmu ini. Sesungguhnya aku telah memberikan syafa’at bagimu dengan keselamatan dan panjangumur.”Maka tatkala aku telah selesai melihat surat yang sampai kepadaku secara ghaib dari Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, tanpa diduga aku sembuh pada saat itu juga dengan izin Allah swt dengan keberkahan daripada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. 12. Makanan yang dihabiskan pembantu Syekh abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan, tatkala beliau hendak mengadakan perayaan dalam rangka khitan dari sebagian anak-anak beliau. Beliaupun mengadakan walimah yang besar dan mengundang penduduk Tarim dan sekitarnya. Pada perayaan tersebut, Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mempersiapkan jamuan yang banyak bagi yang hadir, tetapi ternyata entah kenapa para undangan makan hidangan tersebut sedikit sekali. Hal ini menyinggung perasaan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, beliau lalu berkata kepada pembantunya, yaitu audh bin Syekh Ali Bamazru’ penduduk wasithoh , beliau berkata “berdirilah engkau dan bersihkan hidangan ini, dan makan olehmu sendiri.”Sedangkan jumlah hidangan pada waktu itu adalah sebanyak 60 hidangan. Pembantu beliau makan setiaphidangan tersebut satu persatu tanpa mendapatkan Mudharat sedikitpun daripada tindakannya tatkala orang-orang yang telah diundang Syekh abu Bakar bin Salim Ra itu hendak pulang menuju Tarim, dipertengahan jalan mereka tiba-tiba ditimpa rasa lapar yang sangat luar biasa, sehingga merekapun mengutus sebagian dari pada mereka ke kota mishtoh untuk meminta kurma, tetapi mereka tidak mendapatkan kurma sedikitpun; setelah itu barulah mereka menyadari bahwa rasa lapar yang mereka derita, karena tidak menghabiskan jamuan Syekh Abu Bakar bin salim ra, atau dengan kata lain mereka tidak menghargai perjamuan yang telah dihidangkan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, maka mereka pun lalu meminta maaf kepada beliau. 13. Dinding Masjid yang berjalan dengan perintah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan dari Al-Mualim Al-Fadhil Ahmad bin Abdurrahman Bawazir, ia berkata Ada satu kisah yang diriwayatkan dari Ar-Rojul As-Sholeh Al-Mualim Al-Walid Abdurrahman binMuhammad bin Abdullah Bawazir yang ia terima riwayatnya dari beberapa orang Arifin, ia berkata “Sesungguhnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, tatkala sedang membangun masjid beliau yang masyhur di kota Inat, beliau berkata kepada seorang pekerja bangunannya yaitu ibnu Ali sambil menunjuk satu dinding yang baru didirikan, beliau berkata “Dinding yang didirikan ini tidak akan dimakmurkan oleh kaum muslimin, kami menginginkannya agar dibuat sedikit maju.”Ibnu Ali menjawab “Ya Sayyidi yang anda inginkan adalah kemaslahatan, tetapi bagaimanakah kami akan merubahnya lagi, karena dinding ini sudah terlanjur didirikan di tempat ini.”Pada saat itu Syekh abu Bakar bin Salim Ra memegang tongkat, beliau lalu memukul dinding tersebut dengan tongkat beliau, maka dengan seizin Allah swt dinding tersebut berpindah tempat dari tempatnya semula sampai kepada tempat yang diinginkan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. 14. Darwisy yang mendapatkan futuh dengan barokah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan dari Sayyidina Al-Imam Al-qutb Al-habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, bahwasanya beliau bercerita “Sesungguhnya ada seorang Darwisy yang telah datang kepada Sayyid As-Syekh Abdullah bin Syekh Al Aydrus dan berkhidmat kepada beliau sampai beberapa waktu.”Pada suatu ketika, si Darwisy ini berkata kepada pembantu As-Syekh Abdullah bin Syekh Al-aydrus “Katakan kepada tuanmu, sesungguhnya aku menginginkan daripada As-syekh Abdullah sabun.”Maka pembantu inipun menyampaikan pesan si Darwisy itu kepada beliau. Kemudian As-Syekh Abdullah Al-aydrus memberikan sabun untuk mencuci baju. Maka tatkala pembantu beliau memberikan sabun ini kepada Darwisy tersebut, ia terbelalak dan berkata “Sesungguhnya bukanlah sabun seperti ini yang aku inginkan, tetapi yang aku inginkan adalah sabun untuk hatiku”Kemudian Syekh abdullahbun Syekh Al-aydrus berkata kepada Darwisy ini “kami tidak mempunyai sabun yang engkau inginkan, kalau sekiranya engkau menginginkan sabun untuk hatimu; pergilah engkau kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,.”Kemudian keluarlah si Darwisy ini untuk pergi menemui Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan berkhidmat kepada beliau. Tak lama kemudian iapun mendapatkan keinginannya dan mendapatkan Futuh daripada Allah swt dengan barokah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. 15. Tanah Dhorikh Makam Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mujarab unuk obat segala macam penyakit. Di Turbah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra terdapat pasir atau tanah katsib yang sangat termasyhur kemujarabannya bagi orang-orang yang menginginkan keberkahan. Salah satu yang termasyhur adalah bahwa tanah ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, oleh karena jugalah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mendapatkan gelar “ Maula Katsib “.Diceritakan oleh Sayyid Abdul qodir bin Abdullah bin Umar bin Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, beliau berkata “Adalah aku berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra satu ketika bersama guruku Guruku Sayyid Ahmad al-Junaidi banal-Imam Ahmad Al-Junaid. Kami berziarah ke Inat dan berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Sesudah berziarah, beliau menginginkan untuk mengambil pasir di makam tersebut untuk menyembuhkan luka yang diderita beliau di salah satu kaki beliau. Dan beliau meminta kepada salah seorang keturunan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra agar meletakkan pasir tersebut atas luka beliau, dan luka tersebut sembuh dengan seizin Allah swt”.Dan diceritakan juga dari Syekh Abdullah Qadri Basya’ib, ia bercerita “Sesungguhnya aku selalu membawa tanah dari makam Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, tatkala aku bermusafir menuju ke Makkah, aku membawa tanah tersebut, dan selama perjalanan aku tidak mendapatkan musibah apapun juga. Tatkala kami telah sampai di Makkah, maka kami mencengar khabar bahwa kapal yang kami tumpangi tersebut pecah dan tenggelam. Akupun bersyukur kepada Allah swt. Tanah ini juga selalu aku jaga dan bawa kemanapun aku pergi; juga selama aku bermukim di Al-Haramain selam 9 tahun. Sampai akhirnya akupun keluar dari makkah. Dan selama itu, aku selalu membawa tanah tersebut dan tidak pernah sekalipun aku di timpa kesusahan. 16. Berpindahnya maqom kewilayahan Syekh Ma’ruf Ba jamal kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diceritakan dalam kitab Insussalikin Ila Maqomatil Wasilin yang ditulis oleh Sayyid Abdullah bin Ahmad Baharun. Di dalam kitab tersebut diceritakan kisah dari Umar bin Ali Bamansur, ia bercerita “Telah memberi kabar kepada kami seorang daripada kaum Arifin,ia bercerita tatkala wafat seorang wali besar yaitu Syekh Ma’ruf Ba Jamal di Budhoh salah satu daerah di Dau’an. Kaum sholihin melihat dengan Ainul Bashiroh mereka, ada sungai yang mengalir dari Budhoh, sungai tersebut di penuhi cahaya yang cemerlang. Sungai itu mengalir sampai ke Syibam dan memenuhi kota Sybam dengan cahaya, sampai ke Ghurfah dan terus ke Tarim sampai akhirnya ke kota Inat dan sungai tersebut berkumpul di hadirat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Maka tahulah seluruh murid Al-Wali Syekh Ma,ruf Ba jamal bahwa maqom atau kewalian daripada Syekh Ma’ruf Ba Jamal telah berpindah dan diwarisi oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Kemudian murid-murid Syekh Ma’ruf Ba jamalmenemui beliau. Sebelum mereka ingin berkata-kata, semuanya di kasyaf oleh Syekh Abu Bakar bin Salim. Lalu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mengajari mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai beberapa hal ghaib. Kemudian merekapun pulang ke Tarim, termasuk di antara rombongan mereka yaitu Syekh umar Baraja As-Shonubari. Dan mereka berkumpul bersama Syekh Husain bin Faqih Abdullah Balhaj Bafadhol. Dan merekapun menceritakan daripada keagungan Syekh Abu Bakar bin salim Ra.” 17. Kekasyafan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan Ziarah yang qobul. Berkata Al-Faqih Muhammad bin Abdurrahman Sirojuddin Rohimahullah Daripada sebagian kekeramatan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, sebagaimana yang telah dikabarkan kepadaku dari ayahandaku bahsanya ia bercerita “Sungguh telah terbayang atas kami banyak manusia yang berziarah kepada Nabi Hud as. Dan tatkala itu adalah permulaan atau bidayah akan zuhurnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Dan sesungguhnya aku sangat menginginkan berziarah bersama mereka didalam jama’ah mereka, rombongan yang agung, tetapi aku merasa segan dan terlintas dalam hatiku sekiranya aku menginginkan untuk menulis surat kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan meminta kepada beliau mendo’akan kami agar mendapat fadhilah daripada ziarah tersebut. Tetapi akupun merasa sangat segan untuk menulis surat tersebut dan akupun tidak pernah memberitahu satu orangpun atas keinginanmu itu. Dan tatkala aku pulang setelah berziarah kepada Nabi Hud as, tiba-tiba aku aku mendapatkan surat dariSyekh Abu Bakar bin Salim Ra yang isinya adalah sebagai berikut “Sesungguhnya kami menghadirkan ruh kalian didalam acara ziarah kepada Nabi Allah Hud as, dan kami mendoa’kan kalian, dan kamipun mendoa’kan agar kalian sekeluarga mendapatkan fadhilah dan keutamaan pada ziarah tersebut.”Setelah aku membaca surat dari pada Syekh Abu Bakar bin Salim tersebut, akupun mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt. Dan bertambah ta’zhimlah diriku kepada beliau.” 18. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dipilih oleh Syekh Faris Ba Qais. Ketika Syekh Faris, seorang wali besar yang berkunjung ke Tarim dan hendak melanjutkan perjalanannya untuk berziarah ke makam Nabi Allah Hud as, beliau meminta seseorang untuk mengantar beliau beserta rombongan, lalu beliau memilih diantara penduduk Tarim yang pantas untuk mengantar beliau berziarah, tatkala Syekh Faris melihat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra yang kala itu masih berusia 4 empat tahun; beliaupun menunjuk Syekh Abu Bakar bin Salim Ra untuk mengantar beliau, dan Syekh Faris tidak mau digantikan oleh orang lain; lalu pergilah Syekh Abu Bakar bin salim Ra bersama rombongan Syekh Faris dengan digendong pembantu beliau yang bernama Baqahawil. 19. Berubahnya warna rambut Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan oleh Syekh Abdullah bin Zen “Sekali waktu kami sedang berada di majlis Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu terlintaslah di dalam hatiku keraguan kepada beliau, tiba-tiba pada saat itu juga dalam Hal-nya warna kulit dan baju Syekh Abu Bakar bin Salim Ra berubah-rubah, dan rambut beliau juga sesaat berubah warna menjadi putih dan sekejap kemudian kembali berwarna hitam.”Syekh Abdurrahman bin Zen berkisah “Sekali waktu aku berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu kami melihat warna beliau berubah-rubah; seketika itu juga terkadang-kadang berwarna putih lalu berubah menjadi kuning, kemudian berubah lagi menjadi hitam manis, dan rambut beliaupun terkadang berubah warna menjadi putih kemudian kembali berwarna hitam”. 20. Perempuan yang bertemu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Syarif Umar bin Muhammad bin Ali bercerita bahwa ada seorang perempuan dari salah satu qabilah arab yang telah mendengar tentang kekeramatan beliau, dan ia berkata bahwa ia ingin bertemu dan berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra; sebelum kalimatnya selesai ia ucapkan, tiba-tiba pada saat itu juga hadir seseorang didepannya yang tak ia kenal dan berkata kepadanya “Engkau ingin bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin Salim ? Akulah Syekh Abu Bakar bin Salim ”Dan kemudian langsung hilang pada saat itu juga, tak lama berselang, iapun berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim di Inat, dan tatkala ia melihat syekh Abu baker bin salim Ra, iapun terkejut karena ternyata wajah beliau sama dengan seseorang yang mendatanginya secara ghaib di kala lalu itu, lalu syekh Abu Bakar bin Salim Ra berkata kepadanya “Yang mendatangimu tempo hari itu adalah aku “Padahal jarak tempuh antara daerah tempat tinggal perempuan itu dan kota Inat adalah satubulan perjalanan. 21. Orang-orang yang bernazar bagi Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Dikisahkan oleh Al-Imam Al-quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, bahwa ada seorang perempuan yang bernazar ingin memberikan makanan kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu ia pun membawa makanan ala kadar tersebut ke rumah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, ketika ia meminta kepada yang ada disana, pembantu tersebut merasa enggan untuk menyampaikan makanan yang ala kadarnya itu dan ia berkata kepada si perempuan tadi “Syekh Abu Bakar bin Salim Ra tidak berhajat kepada makananmu”Sedihlah ia mendengar perkataan pembantu tadi, tapi tiba-tiba Syekh Abu Bakar bin Salim Ra keluar dari rumah beliau dan mendatangi si perempuan tadi dan menerima makanan tersebut, seraya mengucapkan terima kasih dan pembantu tadi ditegur bahwa ada seorang yang mempunyai kebun yang luas dan ia bernazar; seandainya tanamannya tidak dirusak oleh binatang, maka sepersepuluh dari hasil panennya akan diberikan kepada Syekh Abu Bakar bin Salim ra, tak lamakemudian ia melihat binatang yang biasanya merusak tanaman di kebunnya tidak bisa masuk kekebunnya tersebut dan hasil panennya sangat bagus semuanya dengan barokah dari Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. 22. Orang-orang yang berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Diriwayatkan oleh Sayyid Ahmad bin Syekh Al-faqih Ali bin Sayyid Al-Faqih Syekh Al- Hasan Ra “Ada serombongan jama’ah yang ingin berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim ra, tatkala mereka telah sampai di Sewun mampirlah mereka ke Sulthan Al-Katsiriy, sebagian dari rombongan ada yang tinggal dan sebagian yang lain meneruskan perjalanan mereka untuk berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra; tak lama kemudian rombongan yang tinggal tadi merasa menyesal dan mereka berniat ingin melanjutkan perjalanan untuk berziarah kembali, lalu mereka berpikir untuk menemui pembantu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra yaitu yang bernama Baraja untuk bertabarruk, lalu mereka menemui pembantu beliau tersebut yang sedang berada di rumah beliau yang berada di Sewun; tanpa diduga pembantu beliau tersebut berkata kepada mereka “Kalian akan bertemu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di rumah ini, masuklah kalian, Bismillah”Lalu merekapun masuk dan mereka bertemu dengan SyekhAbu Bakar bin Salim Ra di rumah tersebut yang berada di Seiwun ; kemudian mereka lama berbincang-bincang dengan beliau, dan beliau juga membaca fatehah untuk mereka, setelah itu mereka pulang, dan didalam perjalanan mereka bertemu dengan rombongan lainnya yang baru pulang dari Inat dan berkata kepada mereka “Syekh Abu Bakar bin Salim mengirimkan salam buat kalian “Mendengar hal ini merekapun merasa ta’jub karena merekapun baru saja berkumpul dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di waktu yang sama di Sewun. 23. Mendapatkan anak dengan barokah Syekh Abu Bakar bun Salim Ra. Berkata Al-Mu’allim Ahmad bin Abdurrahman Bawazir Ketika Syekh Abu Bakar bin Salim sedang duduk di majlis beliau dan sedang menemui orang-orang yang berziarah kepada beliau, tiba-tiba ada seseorang yang berpenampilan seperti seorang Darwisy menghampiri beliau dan beliaupun berdiri menyambut orang tersebut seraya berkata “Engkau adalah Syekh Al-Bakri? Yang mengajar di Makkah?”Orang tersebut menjawab ”benar”Kemudian syekh Abu Bakar bin Salim Ra bertanya “Apakah engkau mempunyai anak?” Jawabnya “tidak”Kemudian Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mengeluarkan mangkuk beliau yang berwarna merah, kemudian dipenuhi oleh beliau dengan kopi, kemudian diberikan Kepada Syekh Al-Bakri, seraya berkata “Wahai Syekh Al-Bakri berikanlah kopi ini kepada istrimu, Insya Allah ia akan segera mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi seorang Ulama Makkah “Tak lama kemudian Syekh Bakri mendapatkan anak laki-laki dan anak tersebut menjadi seorang Ulama Makkah, persis seperti yang dikatakan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra”Diriwayatkan bahwa Al-Fadhil Al-Wali Al-Imam Abdurrahman Al-Biyd Al- Ba’alawi, salah seorang murid Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, suatu hari hendak menemui beliau bersama seseorang bernama Utsman Khatib sambil membawa kopi, ketika mereka telah berjumpa dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, beliau lebih dulu berkata kepada mereka berdua “Wahai Sayyid Abdurrahman sesungguhnya engkau ingin mempunyai keinginan untuk mempunyai seorang anak laki-laki; karena engkau hanya mempunyai anak perempuan; sesungguhnya Allah swt berfirman Yahabu liman yasinasan wa yahabu liman yasya az-zukur”Sayyid Abdurrahman menjawab”Benar ya Sayyidi, selain ingin berjumpa dengan anda, itulah juga keinginanku”Kemudian Syekh Abu Bakar bin Salim Ra berkata kepada Sayyid Abdurrahman “Sesungguhnya anak perempuan akan mendapatkan kelapangan dunia dan akherat, dan engkau akan mendapatkan anak laki-laki yang mengkhatamkan Al-qur’an, minumlah kopimu, sedangkan engkau ya Utsman keinginanmu adalah agar engkau mendapatkan kemuliaan, engkau akan mendapatkan kemaslahatan dari anak cucumu dan mereka akan diberikan Allah swt kelapangan dalam urusan duniawi mereka”Kemudian sayyid Abdurrahman kembali meneruskan cerita beliau Demi Allah sungguh yang terjadi pada kami berdua persis seperti yang dikatakan Syekh Abu Bakar bin salim Ra’ nyaris tidak meleset barang satu huruf pun dari perkataan beliau.” UstadzDzorif Bin Yahya; ustadz Salim Al Haddar; Ustadz Shofi Moehadjir; Daftar Jadi Kontributor; Pesantren . Profil Pesantren Indonesia Kota Malang Bersama Maulana Syekh Hisyam Kabbani (USA) (05). Ahad, 28 Desember 2014: Haul Mbah Jabung, Dsn. Bendo, Desa Sukolilo, Kec. Mushola Nurul Karomah, Desa Blayu, Kec. Wajak - Kab. Malang (12). - Syekh Abubakar bin Salim adalah salah satu wali termasyur di Hadramaut. Di masanya, beliau tiada tandingannya, baik dari segi maqam, makrifat maupun pengetahuannya. Kewaliannya diakui semua kalangan dan karomah-karomahnya banyak dicatat para ulama. Kubahnya senantiasa diziarahi kaum muslimin yang mengharap keberkahannya yang video akan dijelaskan salah satu karomah dahsyat Syekh Abubakar bin Salim.. RIWAYAT HIDUP SYEIKH ABU BAKAR BIN SALIM “Beliaulah tokoh ulama Islam, lautan kedermawanan, keberkahan bagi alam semesta, tempat bersandar bagi para pendatang, sosok yang berkedudukan tinggi yang telah disepakati kewalian, keimanan dan ketinggian kedudukannya.” Beliau adalah As-Sayyid As-Syeikh Al-Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin As-Syeikh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-Segaf bin As-Syeikh Muhammad Maula Ad-Dawilah bin As-Syeikh Ali Shohibul Dark bin Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Al-Imam Ali Khola’ Qosam bin Alwi bin Al-Imam Ubaydillah bin Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Al-imam Isa Ar-Rumi bin Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Al-Husein putra dari Al-Imam Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fathimah Az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah Beliaulah tokoh ulama Islam, lautan kedermawanan, keberkahan bagi alam semesta, tempat bersandar bagi para pendatang, sosok yang berkedudukan tinggi yang telah disepakati kewalian, keimanan dan ketinggian kedudukannya. Beliau dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut – Republik Yaman pada hari Sabtu tanggal 13 Jumadil Akhir tahun 919 H, beliau menuntut ilmu dari guru-guru besar di masanya seperti Imam Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Ba Syaiban pengarang kitab Tiryaq, Imam Ahmad bin Alwi Ba Jahdab, Syeikh Al-Faqih As-Sufi Umar bin Abdullah Ba Mahramah, belajar padanya kitab Risalah Qusyairiyah, Al-Faqih Umar ini tidak mudah mengajar seseorang kecuali beliau ketahui keselamatannya dan kesiapannya. Salah satu guru beliau, Syeikh Ma’ruf Ba Jamal sangat memuji dan melebihkan beliau daripada ulama lainnya bahkan mengisyaratkan secara terus terang beliaulah yang akan memegang wali Qutub zaman ini, beliau berkata “Dialah Qutub zaman ini, pemegang kewalian yang akan Allah nampakkan melalui tangannya dakwah ini, barang siapa yang Allah panjangkan umurnya kelak akan melihat orang ini berkedudukan tinggi, mataharinya senantiasa menerangkan umat laa ilaaha illallah, tak seorangpun yang memperoleh seperti kedudukannya, dialah wali zaman ini dan khalifah dari Rasulullah As-Syeikh Abu Bakar bin Salim menulis beberapa buku tentang tarekat dan hakikat diantaranya Mi’rajul Arwah Ilal Manhajil Idhah, Fathu Babil Mawahib wa Bughayatu Matlati Thalib, Ma’arijut Tauhid, dan Miftahus Sarair wa Kanzu Dzakhair. Beliau memiliki untaian nasehat yang indah tentang tasawwuf dan hikmah-hikmah disamping kitab syair yang tinggi tentang hakikat.$ads={1} Keluhuran Aklhak dan Keutamaan As-Syeikh Abu Bakar bin Salim Harta beliau selalu dibelanjakan untuk membiayai orang-orang fakir miskin dan tamu-tamu. Beliau sosok yang sangat lemah lembut, berakhlak mulia, sangat rendah hati dan memenuhi kebutuhan para tamunya beliau tidak segan-segan untuk turun tangan sendiri menghampiri para tamu dan menanyakan sendiri keperluan mereka serta beliau sendiri yang memasak untuk mereka. Setiap harinya beliau memberikan lebih kurang seribu potong roti kepada fakir miskin. As-Syeikh Abu Bakar bin Salim mempunyai akhlak mulia serta seorang wali yang sangat tawadhu. Tidak pernah ada seorang pun yang melihat beliau duduk bersandar maupun bersila dalam melayani tamu ataupun dalam setiap majelisnya. Sejak 15 tahun sebelum wafatnya, di dalam berbagai majelisnya, beliau tidak pernah duduk kecualidalam posisi orang yang sedang tasyahud/iftirosy karena ketawadhuan beliau. Beliau sangat sangat gemarmenekuni ilmu pengetahuan dan beliau telah mengkhatamkan kitab Ihya’ Ulumudin karya Al-Imam Al-Ghazali sebanyak 40 kali serta mengkhatamkan kitab Syafi’iyah yaitu Al-Minhaj karya Al-Imam An-Nawawi sebanyak tiga kali. Diantara kebiasaan beliau adalah memberikan wejangan kepada masyarakat setelah shalat Jum’at sampai menjelang Ashar di masjid beliau. Di awal suluknya, beliau telah melakukan ibadah dan riyadhah yang lazim dilakukan oleh kaum Sufi. Pernah selama waktu yang cukup lama beliau berpuasa dan hanya berbuka dengan kurma yang masih hijau dan pernah selama 90 hari beliau puasa dan shalat malam di lembah Yabhur. Selama 40 tahun beliau shalat Subuh di Masjid Ba’isa di kota Lisk dengan wudhu Isya’. Setiap malam beliau berziarah ke tanah pekuburan kaum Shalihin dan para wali di Tarim dan berkeliling untuk melakukan Shalat 2 rakaat di berbagai masjid di Tarim, beliau pun mengusung ghirbah tempat air untuk mengisi tempat wudhu serta tempat minum bagi para peziarah dan juga kolam untuk tempat minum hewan selama 40 tahun dengan berjalan kaki, kemudian beliau mengakhiri perjalanannya dengan shalat Subuh berjama’ah di Masjid Ba’isa. Sepanjang hidup beliau berziarah ke makam Nabi Allah Hud sebanyak 40 kali riwayat lain mengatakan 70 kali. Sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah meninggalkan shalat Witir dan Dhuha. Beliau sangatlah banyak memiliki kekeramatan yang sangat besar dan sangat luar biasa. Diantara keistimewaan beliau adalah beliau pernah berkumpul secara nyata dengan Nabi Allah Al-Khidir dan Ilyas beliau dapat menyingkap secara bathin hal-hal ghaib dan lintasan hati manusia. Tampak pada beliau kekeramatan yang luar biasa, tetapi sengaja tidak disebutkan disini hanya untuk mempersingkat, beliau pernah berkata “Penjuru bumi ini ibarat piring yang ada di hadapanku”. Putra-putri As-Syeikh Abu Bakar bin Salim Beliau memiliki 17 anak, 4 anak perempuan dan 13 laki-laki. Anak beliau yang perempuan yaitu As-Syarifah Fathimah, As-Syarifah Aisyah, As-Syarifah Alwiyah, dan As-Syarifah Thalhah. Anak beliau yang laki-laki yaitu As-Sayyid Abdurrahman, As-Sayyid Ja’far, As-Sayyid Abdullah Al-Akbar, As-Sayyid Salim, As-Sayyid Al-Husein, As-Sayyid Al-Hamid, As-Sayyid Umar Al-Mahdhar, As-Sayyid Hassan, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Shaleh, As-Sayyid Ali, As-Sayyid Syekhan, dan As-Sayyid Abdullah Al-Asghar. Beliau meninggal dunia pada malam Minggu sekitar tanggal 27 Dzulhijah tahun 992 H, makam beliau di tengah kota Inat – sekitar 20 kilometer dari kota Tarim – dan dibangunkan Qubah yang besar. Selang beberapa waktu setelah wafatnya Syeikh Abubakar bin Salim, berkumpullah anak-anak beliau untuk mencari dan memilih siapa diantara mereka yang akan menjadi khalifah menggantikan ayah mereka. Mereka berkumpul di suatu Syi’ib, dan barang siapa mendapat tanda dari Allah SWT, maka dialah yang dipilih sebagai khalifah. Ternyata yang mendapatkan tanda adalah Sayyidina Husein bin Syeikh Abubakar. Ia mendapatkan langsung satu bejana yang berisi air turun dari langit. Maka anak-anak Syeikh Abubakar bin Salim pun meminum daripada bejana tersebut dan mereka berkata kepada Sayyidina Husein, ”Engkaulah yang berhak menjadi khalifah”.$ads={2} Pada riwayat yang lain, diceritakan oleh Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi, “Tatkala Syeikh Abubakar bin Salim wafat, maka setiap anak-anak daripada Syeikh Abubakar bin Salim menginginkan menjadi khalifah menggantikan ayahanda mereka. Maka ibunda mereka berkata, “Kalian semuanya mempunyai keberkahan, akan tetapi siapa yang keramatnya terlihat maka ia akan menjadi khalifah”. Maka anak-anak Syeikh Abubakar bin Salim pergi ke Wadi Inat. Dan mereka membentangkan sajadah masing-masing ditengah Wadi Inat, lalu melakukan shalat serta bermunajah kepada Allah SWT. Tak lama kemudian turun kepada Syeikh Umar Al-Mahdhar bejana dan rantai emas dari langit. Maka Syeikh Umar memanggil saudara-saudaranya, “Apakah kalian mendapatkan sesuatu?”. Mereka menjawab “Tidak”. Maka merekapun menyerahkan kekhalifahan kepada Syeikh Umar, namun kekhalifahan diserahkan dan dipegang oleh Sayyidina Husin. Beliau berkomentar mengenai saudaranya Syeikh Umar Al-Mahdhar. “Sesungguhnya aku bersahabat dengan saudaraku Umar Al-Mahdhar dan aku tidak merasa sebagai saudaranya, akan tetapi aku merasa dan menempatkan diriku sebagai pembantu dan murid baginya”. Kata Mutiara dan Untaian Hikmah Beliau memiliki banyak kata mutiara dan untaian hikmah yang terkenal, antara lain Pertama Paling bernilainya saat-saat dalam hidup adalah ketika kamu tidak lagi menemukan dirimu. Sebaliknya adalah ketika kamu masih menemukan dirimu. Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa engkau takkan mencapai Allah sampai kau fanakan dirimu dan kau hapuskan inderamu. Barang siapa yang mengenal dirinya dalam keadaan tak memiliki apa pun juga, tidak akan melihat kecuali Allah; dan barang siapa tidak mengenal dirinya sebagai tidak memiliki suatu apapun maka tidak akan melihat Allah. Karena segala tempat hanya untuk mengalirkan apa yang di dalamnya. Kedua Ungkapan beliau untuk menyuruh orang bergiat dan tidak menyia-nyiakan waktu ”Siapa yang tidak gigih di awal bidayat tidak akan sampai garis akhir nihayat. Dan orang yang tidak bersungguh-sungguh mujahadat, takkan mencapai kebenaran musyahadat. Allah SWT berfirman ”Barangsiapa yang berjuang di jalan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami”. Siapa pun yang tidak menghemat dan menjaga awqat waktu-waktu tidak akan selamat dari malapetaka. Orang-orang yang telah melakukan kesalahan, maka layak mendapat siksaan. Ketiga Tentang persahabatan ”Siapa yang bergaul bersama orang baik-baik, dia layak mendapatkan makrifat dan rahasia sirr. Dan mereka yang bergaul dengan para pendosa dan orang bejat, akan berhak mendapat hina dan api neraka”. Keempat Penafsirannya atas sabda Rasul ”Aku tidaklah separti kalian. Aku selalu dalam naungan Tuhanku yang memberiku makan dan minum”. Makanan dan minuman itu, menurutnya, bersifat spiritual yang datang datang dari haribaan Yang Maha Suci”. Kelima Engkau tidak akan mendapatkan berbagai hakikat, jika kamu belum meninggalkan benda-benda yang kau cintai ’Ala’iq. Orang yang rela dengan pemberian Allah qana\\\’ah, akan mendapat ketenteraman dan keselamatan. Sebaliknya, orang yang tamak, akan menjadi hina dan menyesal. Orang arif adalah orang yang memandang aib-aib dirinya. Sedangkan orang lalai adalah orang yang menyoroti aib-aib orang lain. Banyaklah diam maka kamu akan selamat. Orang yang banyak bicara akan banyak menyesal. Keenam Benamkanlah wujudmu dalam Wujud-Nya. Hapuskanlah penglihatanmu, dan gunakanlah Penglihatan-Nya. Setelah semua itu, bersiaplah mendapat janji-Nya. Ambillah dari ilmu apa yang berguna, manakala engkau mendengarkanku. Resapilah, maka kamu akan meliht ucapan-ucapanku dalam keadaan terang-benderang. Insya-Allah
.! Mengartilah bahwa Tuhan itu tertampakkan dalam qalbu para wali-Nya yang arif. Itu karena mereka lenyap dari selain-Nya, raib dari pandangan alam-raya melalui Kebenderangan-Nya. Di pagi dan sore hari, mereka menjadi orang-orang yang taat dalam suluk, takut dan berharap, ruku’ dan sujud, riang dan digembirakan dengan berita gembira, dan rela akan qadha’ dan qadar-Nya. Mereka tidak berikhtiar untuk mendapat sesuatu kecuali apa-apa yang telah ditetapkan Tuhan untuk mereka”. Masih banyak lagi ucapan beliau yang lain yang sangat bernilai. Oleh Rumah-musliminDemikian Artikel " Biografi Syeikh Abu Bakar Bin Salim "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -
KaromahSyekh Abu Bakar Bin Salim. Ahbaabul Musthofa. May 21, 2019 ·

ï»żABAH GURU SEKUMPUL HABIB SHOLEH TANGGUL IBARAT SYEK ABU BAKAR BIN SALIMNYA - Beliau Habib Sholeh adalah paduan lautan karomah, lautan wilayah, lautan asror, lautan anwar, lautan syariah, lautan haqiqoh dan lautan makrifah. Quthbul Ghouts, Ahluddark, Sohibul Waqt dan Fariidu Zamanihi. Kewalian beliau terang benderang seperti matahari di siang hari, disaksikan kalangan khos maupun kalangan awam. Para habaib, para ulama, solihin, pejabat, orang kaya, orang miskin, artis, rakyat jelata, yatim piatu, kaum fakir semua datang kepada bertabur karomah dan akhlak yang mulia. Seluruh waktunya dihabiskan untuk berkhidmat kepada umat Rasulullah SAW. Beliau memiliki keterikatan hati yang besar kepada para salaf-leluhurnya, auliya min bani alawy. Hingga beliau pun diperhatikan secara khusus oleh mereka dari alam barzakh. Ruh mereka silih berganti mendatangi beliau baik dalam keadaan terjaga ataupun dalam tidur beliau.$ads={1}Baca Juga - Karomah Sarung Pemberian Mbah Hamid Pasuruan 15 Tahun Yang LaluHingga ar Ruh as Syarif Fakhrul Wujud Sohibul Karomi wal Juud Syekh Abu Bakar bin Salim menemui beliau yaqozotan meminumkan kepada beliau bahrul haqiqah/samudera hakikat hingga beliau bergelimang cahaya meraih futuuhal arifin, terbuka segala hijab hissi dan maknawi. Beliau menjadi kecintaan Rasulullah SAW mahkotanya para waliallah dan kekasih hati orang-orang soleh. Beliau lautan kedermawanan yang tak bertepi, sumber keberkahan yang tidak pernah habis, pembuka pintu rahmat Allah, pengangkat bala’/musibah umat Rasulullah, dan wasilah yang agung bagi terkabulnya hajat makhluk-makhluk Sholeh berasal dari Hadromaut. Keturunan Syekh Abu Bakar bin Salim yang kesepuluh. Marga beliau al Hamid berasal dari Habib Hamid bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Lahir tahun 1313 H dikota Korbah, ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad, seorang alim, abid, mukhlis dan wali yg dicintai masyarakat di daerah Wadi Amid. Ibunya seorang ahli zuhud bernama Aisyah Ba Sholeh pertama kali melakukan rihlah da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M. Awalnya tinggal di Lumajang kemudian pindah ke daerah Tanggul, Jember Jawa timur dan menetap di sana hingga wafat. Keharuman nama beliau tersebar hingga ke seluruh belahan bumi. Manusia dari dalam maupun luar negeri berkunjung dan mendatangi beliau. Dari Amerika, Belanda, Afrika, Cina, Saudi Arabia, Singapura, Malasyia dan lain-lainnya. Mereka datang untuk mendapatkan berkah, memohon doa-doanya. dan dengan mendekati beliau berharap mendapat hujanan rahmat dari Allah orang-orang yang datang kepada beliau telah dikasyaf oleh beliau sehingga mereka mendapatkan jawaban/pertolongan dari beliau sebelum mereka mengutarakan masalahnya. Dan tiada seorangpun bertawassul / bertawajjuh kepada beliau melainkan selalu tercapai segala hajat dan mendapatkan apa yang diinginkannya berkat tingginya maqom beliau di sisi wali yang hidup sezaman dengan beliau menyaksikan tingginya kedudukan beliau. Al Quthb Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf Jeddah ketika sedang berkunjung ke Indonesia dan betemu Habib Sholeh berkata, “Sesungguhnya Habib Sholeh ini adalah seorang habib yang sangat agung kedudukannya dan amat tinggi martabatnya, beruntunglah kalian bersama dengannya. Sesungguhnya walaupun beliau berada di tengah-tengah kalian dengan jasadnya yang dzohir tapi sebenarnya beliau tidak bersama dengan kalian karena hatinya telah terikat dengan tali cinta pada Tuhannya dan telah tertambat pada pintu Arasy-Nya”.Habib Ja’far berkata kepada Habib Sholeh, “Telah datang kepadamu sesuatu yang wahbiy Pemberian langsung dari Allah bukan kasbiy Sesuatu yang dicapai dengan usaha”Habib Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang berkata bahwa beliau tidaklah berucap dan tidak berbuat sesuatu kecuali atas izin Habib Sholeh, Habib Ali memuji, “Wahai Habib Sholeh engkau adalah orang yang doanya selalu terkabul dan engkau sangat dicintai oleh Tuhanmu dan segala permohonanmu selalu dikabulkan.”Baca Juga - Tidak Percaya Karomah Abah Guru Sekumpul, Malamnya dimimpikan Beliau Habib Husain bin Hadi bin Salim al Hamid, waliyullah asal Brani, Probolinggo, suatu hari bermimpi mengunjungi Habib Sholeh. Ketika sampai di depan rumahnya beliau mendengar seperti suara Habib Sholeh dari dalam Masjid, maka beliau segera menuju ke Masjid dan ternyata Habib Sholeh berada di dalamnya dengan di dampingi oleh seseorang dengan wajah yang amat tampan dan memancarkan cahaya yang begitu Habib Husain berkata dalam dirinya dengan penuh keyakinan bahwa orang tersebut pasti Rasulullah Habib Husain berada di hadapan mereka maka Habib Sholeh memberi isyarat kepadanya agar menyalami orang yang di samping beliau. Ketika Habib Husain hendak menyalaminya, orang tersebut justru memberi isyarat agar Habib Husain menyalami Habib Sholeh terlebih ini merupakan bukti yang cukup jelas akan keluhuran martabat Habib Sholeh yang telah mencapai tingkatan khalifah yang sempurna sebagai al Warits al Muhammadiy, pewaris kakek beliau yang agung Muhammad Guru Sekumpul mencintai dan memuliakan Habib Sholeh, mengambil berkat dari Habib Sholeh dan memajang foto Habib Sholeh dalam ukuran besar di ruang tamunya. Abah Guru juga gemar melantunkan qosidah karangan Habib Soleh, “Yahla baitinnabi yahlassofa wal munajah
bakhit man habbakum yadzfar bima qod tamannah
dst”.Kata Abah Guru, “Habib Sholeh Tanggul ibarat Syekh Abu Bakar bin Salim-nya Habib Sholeh sangat mustajab, mendahului kilat yang menyambar. Karomah yang diberikan Allah kepada Habib Sholeh menunjukkan bahwa beliau hamba yang disayangiNya”Habib Soleh melakukan uzlah mengasingkan diri dari manusia selama tiga tahun di dalam kamar kholwatnya. Selama itu pula beliau tidak menemui seorang manusia dan tidak seorang pun suatu hari datanglah al Quthb al Adzim wal Ghouts al Kabir Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf menuju kediamannya dan memperkenankannya untuk keluar dari tempat kholwatnya. Lalu Habib Abu Bakar mengajaknya ke Gresik dan menyuruh beliau untuk mandi di jabiyah kolam mandi khusus.Kemudian atas perintah Rasulullah, Habib Abu Bakar memakaikan jubah, imamah dan sorban hijaunya kepada Habib Sholeh sebagai pertanda beliau telah mengemban maqom Quthbiyyah dan oleh seorang sahabat terdekat beliau semasa hidupnya Almarhum Habib Muhamad Bin Hud Assegaf, bahwa ketika manusia berduyun-duyun datang kepada Habib Sholeh, Habib Sholeh berkata kepadanya“Wahai anakku ketika di dalam kholwat aku merasakan ketenangan batin dimana aku banyak membaca Al-Qur’an dan kitab Dalailul Khoirot yang berisi Sholawat dan salam kepada Sayyidis Sadat shallallahu alaihi wa sallam, aku juga bertemu dengan Rasullulah yang memancarkan sinar dari wajahnya yang mulia”Baca Juga - Ustadz Arifin Ilham ditemui Abah Guru Sekumpul Dalam Keadaan Mimpi Dan TerjagaPenulis Ust. MukhlisinSumber artikel " Abah Guru Sekumpul Habib Sholeh Tanggul Ibarat Syekh Abu Bakar Bin Salimnya Indonesia "Wallahu a'lam BishowabAllahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -Tonton Ceramah dari Abah Guru Sekumpul " Baca Amalan ini 100x Akan diberi Kemuliaan Oleh Allah SWT "

DownloadVideo Haul Syekh Abu Bakar bin Salim. Artikel Bermanfaat Lainya. Rekaman Haul Al Habib Abu Bakar Assegaf Gresik; Video Kronologi Tragedi Mina 2015; Ebook Belajar Haid Gratis; Download KHUTBAH IDUL ADHA 1437 H/2016; Download Khutbah Iedul Fitri 2016; Inilah Rahasia Dibalik Konflik Suriah; Photo Pierre-Paul Poulin Un fils, un frĂšre, un ami et un musicien exceptionnel» la chanteuse SarahmĂ©e a rĂ©agi mardi matin au dĂ©cĂšs de son frĂšre Karim Ouellet. ‱ À lire aussi Vague d’hommages sur les rĂ©seaux sociaux Ă  la suite de la mort de Karim Ouellet C’est avec une profonde tristesse que nous, la famille, vous annonçons le dĂ©cĂšs de notre cher Karim; un fils, un frĂšre, un ami et un musicien exceptionnel. Karim aura laissĂ© sa marque dans nos cƓurs pour toujours et nous continuerons de cĂ©lĂ©brer sa vie, son talent et son hĂ©ritage», a-t-elle Ă©crit sur les rĂ©seaux sociaux. Elle demande aux mĂ©dias et aux journalistes de respecter l’intimitĂ© de la famille et de Karim dans ces moments difficiles». SarahmĂ©e a aussi tenu Ă  remercier les gens pour cette vague d'amour pour Karim et sa musique. Et merci pour ce torrent d’amour pour Karim, Ă  ceux qui ont Ă©tĂ© touchĂ©s par ses mots et ses mĂ©lodies, continuons de faire rĂ©sonner sa musique.» LIVE Pembacaan Hadroh Syekh Abu Bakar Bin Salim Bersama Al Habib Sholeh Bin Umar Bin Jindan.Pondok Pesantren Sunniyah Salafiyah Baldatussiddiq Link.Kampun TOMA ICZKOVITS/AGENCE QMI On apprenait ce matin la triste nouvelle du dĂ©cĂšs de Karim Ouellet, Ă  la suite de laquelle de nombreux artistes quĂ©bĂ©cois ont tenu Ă  lui rendre hommage sur les rĂ©seaux sociaux. ‱ À lire aussi Le chanteur Karim Ouellet est dĂ©cĂ©dĂ© Ă  l'Ăąge de 37 ans‱ À lire aussi Les artistes quĂ©bĂ©cois rendent hommage Ă  Karim OuelletDans les derniĂšres minutes, sa sƓur, SarahmĂ©e, s'est ajoutĂ©e Ă  la longue liste de gens qui ont tenu Ă  Ă©crire quelques mots sur les rĂ©seaux sociaux Ă  la mĂ©moire du chanteur, dĂ©cĂ©dĂ© Ă  l'Ăąge de 37 rappeuse a partagĂ© un texte, Ă©crit en son propre nom et en celui de ses parents, accompagnant un carrousel de photos de son frĂšre. La derniĂšre photo, oĂč on voit les deux frangins alors qu'ils Ă©taient enfants, est absolument adorable. C’est avec une profonde tristesse que nous, la famille, vous annonçons le dĂ©cĂšs de notre cher Karim; un fils, un frĂšre, un ami et un musicien aura laissĂ© sa marque dans nos cƓurs pour toujours et nous continuerons de cĂ©lĂ©brer sa vie, son talent et son demandons aux mĂ©dias et aux journalistes de respecter l’intimitĂ© de la famille et de Karim dans ces moments merci pour ce torrent d’amour pour Karim, Ă  ceux qui ont Ă©tĂ© touchĂ©s par ses mots et ses mĂ©lodies, continuons de faire rĂ©sonner sa parents et SarahmĂ©e», a Ă©crit celle qui a fait paraĂźtre son troisiĂšme album, PoupĂ©e russe, en commentaires, de nombreux internautes et fans de l'artiste ont pris quelques minutes de leurs temps pour lui envoyer beaucoup d'amour et dire Ă  quel point la musique de son frĂšre les avait plus sincĂšres condolĂ©ances aux proches. Sur le mĂȘme sujet . 60 483 210 46 459 411 63 30

karomah syekh abu bakar bin salim